KEHIDUPAN
Manusia dilahirkan dengan tidak mempunyai daya dan upaya. Ia hanya terlahir dengan tangisan dan ketidakmampuan untuk melakukan apa-apa. Mereka hanya dibantu oleh manusia lainnya. Mereka hanya menangis dan merengek bila ingin meminta apa-apa. Bila ingin makan mereka menangis, kemudian orantua kita menyuapi, bila ingin buang air kita menangis dan lagi-lagi orangtua kita yang bergerak untuk membersihkan kotoran kita. Namun semakin bertambahnya usia, semakin bertambah pula kemampuan yang dimiliki manusia itu. Dari merangkak, berjalan dan berlari. Mereka mulai belajar makan sendiri, mandi sendiri, membersihkan kotoran mereka sendiri sewaktu ingin buang air dan lain-lainnya. Mereka mulai mengenal bangku taman kanak-kanak yang diajarkan mengenal huruf, angka dan lainnya.
Setelah lepas dari bangku taman kanak-kanak, mereka mulai diperkenalkan bangku Sekolah Dasar yang mengajarkan mereka menulis, berhitung, membaca. Mereka juga mulai diperkenalkan dengan hubungan antar manusia dan juga diperkenalkan dengan alam dan isinya. Sedikit banyak ilmu yang mereka serap dari bangku Sekolah Dasar tersebut. Mereka mulai beranjak remaja dan masuk Sekolah Menengah Pertama yang memperdalam ilmu dari sekolah dasar.
Setelah lepas dari bangku taman kanak-kanak, mereka mulai diperkenalkan bangku Sekolah Dasar yang mengajarkan mereka menulis, berhitung, membaca. Mereka juga mulai diperkenalkan dengan hubungan antar manusia dan juga diperkenalkan dengan alam dan isinya. Sedikit banyak ilmu yang mereka serap dari bangku Sekolah Dasar tersebut. Mereka mulai beranjak remaja dan masuk Sekolah Menengah Pertama yang memperdalam ilmu dari sekolah dasar.
Kemudian mereka mulai beranjak dewasa dengan duduk dibangku Sekolah Menengah Atas. Disitu mereka mulai memahami tujuan hidup dan bagaimana caranya mereka mulai berbenah diri untuk meraih apa yang mereka cita-citakan. Banyak pelajaran yang mereka ambil dari masa-masa sekolah yg jumlahnya 9 tahun. Dari mulai tangis, tawa, bahagia, sedih, pahit dan manis kehidupan sudah bisa mereka rasakan dan renungkan. Banyak sekali pelajaran tentang kehidupan dan rintangan yang mereka alami selama 17 tahun.
Semakin dewasa mereka mulai merasakan jenjang yang paling tinggi dan di idam-idamkan oleh semua orang yaitu bangku kuliah. Mereka mempelajari ilmu ini dan itu yang berguna untuk bekal mereka mencari pekerjaan dan tentu saja untuk mendapatkan uang untuk membeli apa yang mereka inginkan, Lulus dari perguruan tinggi bukanlah kesuksesan hidup. Banyak pilihan yang harus mereka pilih untuk terus melaju bagaikan jet yang meluncur begitu cepatnya. Bila tidak segera mengambil pilihan mereka akan tertindas oleh kerasnya kehidupan yang seperti terus menekan mereka untuk terus berusaha tiada hentinya.
Semakin dewasa mereka mulai merasakan jenjang yang paling tinggi dan di idam-idamkan oleh semua orang yaitu bangku kuliah. Mereka mempelajari ilmu ini dan itu yang berguna untuk bekal mereka mencari pekerjaan dan tentu saja untuk mendapatkan uang untuk membeli apa yang mereka inginkan, Lulus dari perguruan tinggi bukanlah kesuksesan hidup. Banyak pilihan yang harus mereka pilih untuk terus melaju bagaikan jet yang meluncur begitu cepatnya. Bila tidak segera mengambil pilihan mereka akan tertindas oleh kerasnya kehidupan yang seperti terus menekan mereka untuk terus berusaha tiada hentinya.
Mereka dituntut untuk terus berfikir dan bekerja agar mereka tidak menjadi sampah masyarakat dikemudian hari. Setelah mereka menemukan jalur kesuksesan tentu saja kita merasakan kebahagiaan tiada tara. Kita pasti akan sangat bersyukur kepada sang Maha Pencipta, orang tua, kerabat dan sahabat tentunya yang telah membantu kita untuk semua yang kita dapatkan. Namun sayang, kesuksesan yang kita raih dengan susah payah tidak bisa kita genggam selama-lamanya. Karena kita diciptakan dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh Yang Maha Esa. Semakin tua manusia akan merasakan semakin lemah dan tak berdaya.
Waktu terus berlalu tanpa kita sadari kita akan habis termakan usia. Semakin tua dan semakin lemah. Bahkan untuk berjalan saja kaki sudah gemetar untuk menopang tubuhnya sendiri. Semakin bertambah tua lagi, kita akan kembali seperti balita yang tidak bisa melakukan suatu apapun. Kita kembali memerlukan bantuan dari seorang anak-anak kita untuk mengurus berbagai keperluan kita. Untuk makan, minum, membersihkan diri, dan bahkan untuk buang air kita harus meminta bantuan. Dan akhirnya kita akan dihadapkan dengan yang namanya kematian. Karena setiap makhluk yang diciptakan didunia ini pasti akan mati dan hancur tanpa terkecuali dan akan kembali kepada-Nya. Maka dari itulah kita harus selalu mengingat Zat yang menciptakan kita. Dialah ALLAH S.W.T. Kita harus menjalankan printahNya dan menjauhi segala laranganNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar