Kamis, 26 Januari 2012

REVIEW GAMES ONLINE SEAL INDONESIA


DITULIS OLEH :

DENY TEJA PRABAWA
IRVANS SEPTIAWAN
RAWZA R.


Seal Online (bahasa Korea, 온라인) adalah sebuah Massively Multiplayer Online Role-Playing game, yang dibuat oleh perusahaan Korea, Grigon Entertainment. Seal Online memiliki kelebihan berupa tampilan kartun dan monster yang lucu.
Profesi
 Profesi awal
  • Beginner : Karakter paling dasar di dalam Seal Online. Setelah mencapai level 10,
Profesi tingkat I
  • Mage : Profesi yang menggunakan kekuatan sihir. Walaupun tingkat pertahanannya lemah tetapi besar kekuatan sihir yang digunakannya sangat besar.
  • Cleric : Profesi dengan kemampuan serangan fisik dan penyembuhan. Mereka sangat setia kepada ajaran suci dan hidup dengan melayani Tuhan dari Shiltz.
  • Clown : Clown menggunakan pisau dan kartu untuk melakukan serangan kepada musuh mereka.
  • Craftsman : Craftsman dapat membuat berbagai barang dan menempa barang ke dalam tingkat yang cukup berbahaya. Craftsman dapat melindungi diri mereka dengan barang yang mereka buat dan palu untuk melukai musuhnya.
  • Knight: Profesi yang memiliki tingkat pertahan yang tinggi. Mereka dapat menyerang banyak
monster dengan bersamaan dan mereka memiliki kemampuan untuk menambah pertahanan.
  • Warrior: Profesti yang memiliki damage serangan yang tinggi. Mereka memiliki kemampuang serangan
yang kuat dan juga memiliki combo yang membuat lawan mereka sulit menghadapinya.
Profesi tingkat II
  • Destroyer: Profesi Tingkat Dua dari Knight. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Knight. Beberapa skillnya berfungsi untuk menghancurkan kemampuan senjata dan armor lawan. Dengan menggunakan Shield dan senjata baru berupa kapak, Destroyer merupakan salah satu profesi yang memiliki pertahanan besar.
  • Paladin: Profesi Tingkat Dua dari Knight. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Knight. Berkat dari kekuatan suci, Paladin memiliki skill serangan yang kuat, penambahan pertahanan, serta kemampuan menyembuhkan dan dapat dipastikan bahwa profesi ini sulit untuk dikalahkan. Kemampuan pertambahan hindarannya juga akan semakin mempersulit pihak lawan.
  • Barbarian (Swordmaster): Profesi Tingkat Dua dari Warrior. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Warrior. Tipe warrior frontal yang mengandalkan skill serangan yang berbahaya. Skill pasif serangannya mampu membuat lawan menjadi terdiam setelah terkena serangannya, sehingga memungkinkan Barbarian untuk terus melukai lawannya.
  • Blademaster (Barseker): Profesi Tingkat Dua dari Warrior. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Warrior. Blademaster mempunyai kelebihan dalam Combo Attack. Damage dari combonya sangatlah besar. Skill Retaliate memungkinkan untuk membalikkan damage dari lawan yang melukainya, serta memiliki skill yang dapat melemahkan kemampuan serangan dan pertahanan musuh.
  • Priest: Profesi Tingkat Dua dari Cleric. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Cleric. Berkat kekuatan Elim memberinya kemampuan untuk memberkati teman-temannya dengan lebih dahsyat lagi. Memiliki skill pelindung yang dapat melindunginya dari serangan lawan. Bersama Priest, kamu tidak perlu takut untuk melawan siapapun.
  • Prophet: Profesi Tingkat Dua dari Cleric. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Cleric. Prophet merupakan tipe battle, yang memiliki kemampuan penambahan kekuatan serangan. Prophet mampu mengurangi pertahanan dan akurasi musuh, serta kekuatan Combo yang ditingkatkan akan membuat lawan kesulitan menghadapinya.
  • Assassin: Profesi Tingkat Dua dari Clown. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Clown. Assassin mementingkan serangan daripada pertahanan. Assasin adalah satu-satunya job yang memungkinkan untuk menggunakan 2 senjata sekaligus. Kemampuan hindaran yang lincah, pergerakan yang cepat, serta skill serangan kilat berupa teleport ke lawan adalah kelebihan dari Assassin.
  • Trickster: Profesi Tingkat Dua dari Clown. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Clown. Profesi yang mengandalkan skill melempar sebagai serangan utamanya. Tidak hanya itu, kemampuan melempar dari Trickster sangat mematikan. Skill penambah serangan melempar ditambah dengan penambahan jarak lemparan dapat membuatnya sulit untuk didekati oleh musuh.
  • Freezer: Profesi Tingkat Dua dari Mage. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Mage. Mage elemen air, dengan kekuatan dapat membekukan dan memperlambat gerakan lawan. Freezer mampu menciptakan sebuah pelindung yang menetralkan serangan musuh, ditambah dengan kekuatan untuk melipatgandakan kecepatan casting magic, membuatnya ditakuti lawan.
  • Burner: Profesi Tingkat Dua dari Mage. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Mage. Mage elemen api, dengan kemampuan pengendalian elemen apinya, membuat magic yang dimiliki akan semakin dahsyat. Tidak hanya itu, pelindung api akan melindunginya sekaligus memantulkan kembali serangan lawannya.
  • Bomber: Profesi Tingkat Dua dari Craftsman. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Craftsman. Merupakan tipe petarung, dilengkapi dengan palu besar dan skill Bom yang berbahaya. Salah satu kemampuannya dapat mengurangi pertahanan lawan dan mengakibatkan lawan tidak dapat beregenerasi kembali.
  • Smith: Profesi Tingkat Dua dari Craftsman. Merupakan profesi lanjutan yang dapat dipilih dari Craftsman. Berbeda dengan Bomber, profesi ini lebih memiliki skill pendukung daripada skill penghancur. Selain itu, skill menempa Smith sangatlah istimewa dan tidak dapat dibandingkan dengan profesi lainnya.
Skill dasar
  • Sleep : Skill dasar untuk regenerasi.
  • Trade : Skill untuk melakukan transaksi.
  • Bank : Untuk membuat sebuah akun di Bank Shiltz.
  • Martial Combo : Dasar untuk melakukan serangan combo yang dapat dilakukan oleh semua profesi.
  • Vending Shop : Untuk dapat membuat sebuah toko yang menjual barang.
  • Purchasing : Untuk dapat membuat sebuah toko yang membeli sebuah barang.
  • Fishing : Skill untuk memancing di danau atau sungai.
  • Emoticon : Skill untuk melakukan sebuah ekspresi.
  • Party : Skill untuk membuat sebuah grup atau seorang pemain menggunakan sebuah fitur dinamakan "Speed party" untuk menemukan pemain lain yang ingin membentuk sebuah Grup.
video tutorial : 
video
dapat di liat juga di : 
http://www.youtube.com/watch?v=6k4ZFbCheS0&feature=youtu.be

sumber berita :

http://seal.lytogame.com

Selasa, 24 Januari 2012

PERKEMBANGAN CINEMA DIGITAL


CINEMA DIGITAL 

Sinema digital merujuk pada penggunaan teknologi digital untuk mendistribusikan dan menayangkan gambar bergerak. Sebuah film dapat didistribusikan lewat perangkat keras, piringan optik atau satelit serta ditayangkan menggunakan proyektor digital alih-alih proyektor film konvensional. Sinema digital berbeda dari HDTV atau televisi high definition. Sinema digital tidak bergantung pada penggunaan televisi atau standar HDTV, aspek rasio atau peringkat bingkai. Proyektor digital yang memiliki resolusi 2K mulai disebarkan pada tahun 2005, dan sejak tahun 2006 jangkauannya telah diakselerasi.
sinema digital dapat dibuat dengan media video yang untuk penayangannya dilakukan transfer dari format 35 milimeter (mm) ke format high definition (HD). Proses transfer ke format HD melalui proses cetak yang disebut dengan proses blow up. Setelah menjadi format HD, penayangan film dilakukan dari satu tempat saja, dan dioperasikan ke bioskop lain dengan menggunakan satelit, sehingga tidak perlu dilakukan salinan film. Contohnya, dari satu bioskop di Jakarta, film dapat dioperasikan atau diputar ke bioskop-bioskop di daerah melalui satelit.
Perbedaan sinema digital
Sinema digital hanya berbeda dengan sinema konvensional dalam hal visualisasi dan suara. Visualisasi sinema digital berbentuk garis-garis, sementara sinema konvensional yang menggunakan media pita seluloid, memiliki struktur visualisasi berupa titik-titik. Untuk kualitas suara, sinema digital hanya dapat memberi kualitas suara stereo. Sementara sinema konvensional, memiliki kualitas suara dolby surround.
Kamera untuk sinema digital
Pada tahun 2007, medium pengalihan paling umum bagi fitur yang ditayangkan secara digital adalah pita film 35 mm yang dipindai dan diproses pada resolusi 2K (2048×1080) atau 4K (4096×2160) lewat penengah digital. Kebanyakan fitur digital saat ini sudah bisa merekam pada resolusi 1920x1080 menggunakan kamera seperti Sony CineAlta, Panavision Genesis atau Thomson Viper. Kamera-kamera baru seperti Arriflex D-20 dapat menangkap gambar dengan resolusi 2K, dan kamera bernama Red One keluaran perusahaan Red Digital Cinema Camera Company dapat merekam dengan resolusi 4K. Penggunaan proyeksi 2K pada sinema digital telah mencapai lebih dari 98 persen. Baru-baru ini perusahaan Dalsa Corporations Origin mengembangkan kamera yang dapat merekam dengan resolusi 4K RAW. Selain itu, ada jenis kamera lain yang dapat merekam dengan resolusi 5K RAW seperti RED EPIC. Ada juga kamera yang dapat merekam dengan resolusi 3K RAW (untuk menyesuaikan dengan anggaran pembuat film ) seperti RED SCARLET
Proyektor sinema digital
Untuk menayangkan sinema digital, diperlukan proyektor yang berbeda dengan proyektor untuk menayangkan sinema konvensional. Terdapat dua jenis proyektor yang dapat digunakan untuk menayangkan sinema digital, yaitu proyektor DLP dan DCI. Proyektor DLP memiliki resolusi 1280×1024 atau setara dengan 1.3 megapiksel. Sedangkan proyektor DCI memiliki dua jenis spesifikasi, yaitu 2K (2048×1080) atau setara 2.2 MP pada 24 atau 48 bingkai dan 4K (4096×2160) atau setara dengan 8.85 MP pada 24 bingkai per detik. Proyektor DLP dikembangkan oleh perusahaan Texas Instrument. Ada tiga pabrik yang telah memiliki lisensi untuk memproduksi teknologi sinema DLP yaitu Christie Digital Systems, Barco, dan NEC. Christie, yang telah lama berdiri sebagai pabrik teknologi proyektor sinema konvensional, adalah pembuat proyektor CP2000—bentuk dasar proyektor yang paling banyak tersebar secara global (total kira-kira 5,500 unit). Barco meluncurkan seri DLP dengan resolusi 2K yang masih kalah dengan proyektor sinema digital DCI. Barco juga merancang dan mengembangkan produk proyektor dengan tingkat visualisasi berbeda bagi pembuat film profesional. NEC memproduksi Starus NC2500S, NC1500C dan NC800C proyektor 2K bagi layar kecil, medium dan besar. NEC juga memproduksi sistem penyedia sinema digital Starus dan alat-alat lain untuk menghubungkan dengan computer, tape analog atau digital, penerima satelit, DVD dan lain-lain. Sementar NEC adalah pendatang baru dalam industri proyektor sinema digital, Christie adalah pemain utama dalam pasar Amerika Serikat. Sedangkan Barco memimpin pasar Eropa dan Asia. Ketika perusahaan Texas Instrument pertama kali memperkenalkan teknologi proyektor 2K, perusahaan proyeksi digital merancang dan menjual banyak unit proyektor sinema digital DLP. Ketika proyektor dengan resolusi melebihi proyektor 2K dikembangkan, pasar mulai menawarkan proyektor berbasis DLP bagi tujuan non-sinema. Pada januari 2009, lebih dari 6000 sistem sinema digital berbasis DLP dipasang di seluruh dunia, di mana sebanyak 80 persen berlokasi di Amerika utara.
Teknologi penayangan sinema digital lainnya dibuat oleh perusahaan Sony dan diberi label teknologi "SXRD" . Proyektor-proyektor SXRD seperti SRXR210 dan SRXR220, menawarkan resolusi 4096x2160 (4K) dan memiliki piksel empat kali lebih banyak dari pada proyektor 2K. Proyektor sinema digital Sony juga memiliki harga yang kompetitif dengan proyektor DLP 2 K yang memiliki resolusi lebih rendah (2048x1080 atau setara dengan 2.2 megapiksel).
Proses pasca-produksi sinema digital
Pada proses pasca produksi, negatif film pada kamera asli dipindai menjadi format digital pada pemindai resolusi tinggi. Dengan teknologi digital, data dari kamera gambar bergerak bisa diubah menjadi format berkas gambar yang enak untuk ditonton. Semua berkas gambar dapat dikoreksi agar cocok dengan daftar edit yang dibuat oleh editor film. Hasil akhir proses pasca produksi adalah penengah digital yang digunakan untuk memindahkan rekaman gambar bergerak pada film ke sinema digital. Semua suara, gambar, dan elemen data produksi yang telah dilengkapi dapat dipasang pada pusat distribusi sinema digital yang berisi semua material digital yang harus ditayangkan. Gambar dan suara kemudian dimampatkan dan dikemas dalam bentuk kemasan sinema digital (dalam bahasa inggris: Digital Cinema Package atau DCP.
Keuntungan ekonomi
Sebelum teknologi digital muncul dalam pembuatan sinema, sinema harus dibuat dengan pita seluloid yang harganya amat mahal. Pita seluloid 35 mm satu rollnya berharga empat juta dan hanya mampu merekam sepanjang empat menit. Berarti untuk membuat sinema berdurasi 100 menit dibutuhkan dana sekitar 25 juta rupiah. Itu hanya untuk merekam gambar dan belum untuk mengedit dan memperbanyak gambar. Pada sinema seluloid, sinema harus melalui proses printing dan blow up yang bisa menghabiskan dana minimal 233 juta rupiah. Sedangkan biaya untuk membuat kopi sinema adalah 10 juta rupiah. Padahal untuk diputar di bioskop di seluruh Indonesia, sebuah sinema minimal harus memiliki 25 kopi. Artinya produser harus menyediakan dana 250 juta rupiah.
Dengan menggunakan teknologi digital, biaya pembuatan sinema menjadi amat murah. Sinema digital dapat dibuat dengan menggunakan kamera Betacam SP yang kasetnya berharga 110 ribu rupiah dengan kemampuan merekam hingga 30 menit. Sinema digital juga bisa dibuat dengan Digital Video atau Digital Beta yang lebih murah lagi. Dengan biaya 400 ribu rupiah, Digital video mampu merekam gambar hingga 180 menit. Dibandingkan dengan sinema seluloid, pembuatan sinema dengan teknologi digital bisa menekan biaya hingga 500 juta rupiah. Karena sinema digital tidak perlu melalui proses printing atau blow up. Dengan menggunakan sinema digital, hanya diperlukan biaya untuk proses encoding sebesar 5 juta rupiah. Oleh karena itu, bagi para produser, sinema digital merupakan teknologi yang sangat murah. Teknologi ini dapat dijadikan alternatif untuk para pembuat film yang ingin berkarya dengan biaya seminim mungkin.
Penayangan sinema digital
Walau sinema digital memiliki keuntungan dalam tahap produksi dan pascaproduksi namun penayangannya masih menjadi hambatan. Sebagian besar bioskop di Indonesia hanya memiliki alat untuk memutar sinema seluloid. Satunya-satunya cara agar sinema digital bisa diputar di bioskop hanyalah dengan mencetaknya kembali dalam pita seluloid. Sedangkan tidak semua sinema digital yang berformat video bisa ditransfer menjadi seluloid karena standar video adalah 625 garis atau 525 garis. Sedangkan, kualitas imaji seluloid 35 mm setara dengan 2.500 garis. Jadi kalau dari video digital ditransfer ke seluloid, hasilnya akan jauh dari memuaskan. Di Indonesia untuk saat ini hanya Blitzmegaplex yang mempunyai peralatan yang mampu menayangkan film dengan format digital.

sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sinema_digital

PERKEMBANGAN TV DIGITAL


Televisi digital atau DTV adalah jenis televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal gambar, suara, dan data ke pesawat televisi. Televisi digital merupakan alat yang digunakan untuk menangkap siaran TV digital, perkembangan dari sistem siaran analog ke digital yang mengubah informasi menjadi sinyal digital berbentuk bit data seperti komputer.
Pendorong pengembangan televisi digital antara lain:
  • Perubahan lingkungan eksternal
    • Pasar televisi analog yang sudah jenuh
    • Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel
  • Perkembangan teknologi
    • Teknologi pemrosesan sinyal digital
    • Teknologi transmisi digital
    • Teknologi semikonduktor
    • Teknologi peralatan yang beresolusi tinggi
Frekuensi TV digital
Secara teknis, pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televisi digital. Perbandingan lebar pita frekuensi yang digunakan teknologi analog dengan teknologi digital adalah 1 : 6. Jadi, bila teknologi analog memerlukan lebar pita 8 MHz untuk satu kanal transmisi, teknologi digital dengan lebar pita yang sama (menggunakan teknik multipleks) dapat memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus untuk program yang berbeda.
TV digital ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi sesuai dengan lingkungannya. Sinyal digital dapat ditangkap dari sejumlah pemancar yang membentuk jaringan berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan TV digital dapat diperluas. TV digital memiliki peralatan suara dan gambar berformat digital seperti yang digunakan kamera video.
Sistem pemancar TV digital
Terdapat tiga standar sistem pemancar televisi digital di dunia, yaitu televisi digital (DTV) di Amerika, penyiaran video digital terestrial (DVB-T) di Eropa, dan layanan penyiaran digital terestrial terintegrasi (ISDB-T) di Jepang. Semua standar sistem pemancar sistem digital berbasiskan sistem pengkodean OFDM dengan kode suara MPEG-2 untuk ISDB-T dan DTV serta MPEG-1 untuk DVB-T.
Dibandingkan dengan DTV dan DVB-T, ISDB-T sangat fleksibel dan memiliki kelebihan terutama pada penerima dengan sistem seluler. ISDB-T terdiri dari ISDB-S untuk transmisi melalui kabel dan ISDB-S untuk tranmisi melalui satelit. ISDB-T dapat diaplikasikan pada sistem dengan lebar pita 6,7MHz dan 8MHz. Fleksibilitas ISDB-T bisa dilihat dari mode yang dipakainya, dimana mode pertama digunakan untuk aplikasi seluler televisi berdefinisi standar (SDTV), mode kedua sebagai aplikasi penerima seluler dan SDTV atau televisi berdefinisi tinggi (HDTV) beraplikasi tetap, serta mode ketiga yang khusus untuk HDTV atau SDTV bersistem penerima tetap. Semua data modulasi sistem pemancar ISDB-T dapat diatur untuk QPSK dan 16QAM atau 64QAM. Perubahan mode ini bisa diatur melalui apa yang disebut kontrol konfigurasi transmisi dan multipleks (TMCC).
Frekuensi sistem penyiaran televisi digital dapat diterima menggunakan antena yang disebut televisi terestrial digital (DTT), kabel (TV kabel digital), dan piringan satelit. Alat serupa telepon seluler digunakan terutama untuk menerima frekuensi televisi digital berformat DMB dan DVB-H. Siaran televisi digital juga dapat diterima menggunakan internet berkecepatan tinggi yang dikenal sebagai televisi protokol internet (IPTV).
Transisi TV analog ke TV digital
Transisi dari pesawat televisi analog menjadi pesawat televisi digital membutuhkan penggantian perangkat pemancar televisi dan penerima siaran televisi. Agar dapat menerima penyiaran digital, diperlukan pesawat TV digital.
Namun, jika ingin tetap menggunakan pesawat penerima televisi analog, penyiaran digital dapat ditangkap dengan alat tambahan yang disebut rangkaian konverter (Set Top Box). Sinyal siaran digital diubah oleh rangkaian konverter menjadi sinyal analog, dengan demikian pengguna pesawat penerima televisi analog tetap bisa menikmati siaran televisi digital. Dengan cara ini secara perlahan-lahan akan beralih ke teknologi siaran TV digital tanpa terputus layanan siaran yang digunakan selama ini.
Proses transisi yang berjalan secara perlahan dapat meminimalkan risiko kerugian terutama yang dihadapi oleh operator televisi dan masyarakat. Resiko tersebut antara lain berupa informasi mengenai program siaran dan perangkat tambahan yang harus dipasang tersebut. Sebelum masyarakat mampu mengganti televisi analognya menjadi televisi digital, masyarakat menerima siaran analog dari pemancar televisi yang menyiarkan siaran televisi digital.
Bagi operator televisi, risiko kerugian berasal dari biaya membangun infrastruktur televisi digital terestrial yang relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan membangun infrastruktur televisi analog. Operator televisi dapat memanfaatkan infrastruktur penyiaran yang telah dibangunnya selama ini seperti studio, bangunan, sumber daya manusia dan lain sebagainya.
Apabila operator televisi dapat menerapkan pola kerja dengan calon penyelenggara TV digital. Penerapan pola kerja dengan calon penyelenggara digital pada akhirnya menyebabkan operator televisi tidak dihadapkan pada risiko yang berlebihan. Di kemudian hari, penyelenggara penyiaran televisi digital dapat dibedakan ke dalam dua posisi yaitu menjadi penyedia jaringan, serta penyedia isi.
Perpindahan dari sinyal analog ke sinyal digital sudah dilakukan di sejumlah negara maju beberapa tahun yang lalu. Di Jerman, proyek penggunaan sinyal digital dimulai sejak tahun 2003 di Berlin dan tahun 2005 di Muenchen. Sementara Perancis dan Inggris telah menghentikan secara total siaran televisi analog mereka.
Di Amerika Serikat, melalui Undang-Undang Pengurangan Defisit tahun 2005 yang telah disetujui oleh Kongres, setiap stasiun televisi lokal yang berdaya penuh diminta untuk mematikan saluran analog mereka pada tanggal 17 Februari 2009 dan meneruskan siaran dalam bentuk digital secara eksklusif. Sementara Jepang akan memulai siaran televisi digital secara massal pada tahun 2011.


ALGORITMA CODING SINYAL AUDIO UNTUK TELEVISI DIGITAL BERBASIS MODEL SINUSOIDAAbstrak :

Saat ini teknologi televisi telah sampai pada penggunaan sistem digital. Meskipun demikian, sistem televisi di Indonesia masih didominasi oleh sistem analog yang relatif kurang fleksibel untuk dikembangkan dan diintegrasikan ke dalam sistem komunikasi digital. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah untuk membangun sistem penyiaran secara digital untuk mengganti sistem penyiaran analog yang ada sekarang. Di sisi lain diperlukan standarisasi perangkat dan sistem siaran digital untuk proteksi dalam negeri. Untuk itu diperlukan perangkat sistem pemancar dan penerima siaran televisi digital yang dapat diproduksi oleh industri dalam negeri dan berfitur spesifik Indonesia. Informasi yang dikirimkan dan diterima pada sistem siaran televisi adalah gambar bergerak dan sinyal audio. Informasi kualitas sinyal audio dengan kualitas yang baik akan sangat membantu para pemirsa televisi untuk dapat menangkap informasi secara jelas dan benar. Di sisi lain kapasitas kanal transmisi yang tersedia semakin terbatas, seiring pertumbuhan permintaan kanal komunikasi yang sangat pesat. Kapasitas kanal komunikasi yang terbatas mendorong untuk terus melakukan efisiensi di semua bagian pada sistem komunikasi. Pada perkembangannya, telah dilakukan upaya pengkodean sinyal audio agar diperoleh laju yang lebih rendah untuk menghemat penggunaan kanal transmisi. Sinyal audio telah diolah sedemikian rupa sehingga dapat menghilangkan unsur redundant dan diperoleh informasi yang cukup ringkas untuk ditransmisikan. Penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk mengkodekan sinyal audio pada laju yang rendah agar dapat diperoleh penghematan dalam penggunaan kanal komunikasi untuk penyiaran televisi. Penelitian yang akan dilakukan adalah merancang metode pengkodean sinyal audio pada laju rendah beserta dengan pendekode yang sesuai. Perancangan didasarkan pada hipotesa bahwa sinyal audio dapat dikodekan pada laju rendah dan dapat dikembalikan menjadi seperti sinyal asal dengan kualitas yang baik. Pengkode sinyal audio yang diusulkan, terdiri atas detektor eksistensi sinyal, pendeteksi lebar pitch, penghitung amplituda rata-rata pitch, pemisah voiced- unvoiced, pemilihan sinyal selebar satu periode pitch dan pengkodean tiap parameter. Sinyal selebar satu periode pitch dikodekan dengan menggunakan model sinusoida. Dekoder terdiri atas detektor parameter, pembentuk unvoiced depan dan belakang, dan pembentuk satu sinyal periode pitch.. Selanjutnya setelah bentuk sinyal periode pitch didapatkan, dilakukan proses pembangkitan sinyal bergetar. Perancangan pengkode dan pendekode sinyal audio pada laju rendah dilaksanakan dengan menggunakan perangkat lunak C++. Perangkat keras yang dipergunakan untuk simulasi adalah mikropon, digital signal processor dan komputer dengan sound-card untuk pengambilan sinyal audio. Hasil-hasil perekaman dan pemrosesan sinyal diperdengarkan dengan bantuan loud speaker. Hasil penelitian akan dapat memberikan kontribusi dalam bidang penyiaran secara digital, utamanya dalam pengembangan metode untuk memperkecil ukuran data sinyal audio. Penghematan dapat diperoleh dengan pengiriman sinyal audio pada laju yang rendah Kata kunci : audio, coding, kompresi, sinusoida, televisi


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi_digital
http://www.omrc-drn.or.id/kegiatan-riset.html?rid=18112&cid1=&cid=